Pages

PENDIDIKAN

Friday, December 21, 2012

BLITAR – Kondisi SDN Tapakrejo 03, Desa Tapakrejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar sangat memprihatinkan. Sekolah negeri tersebut rusak parah di beberapa ruang kelas, bahkan hingga ruang guru. Mulai tembok retak, lantai ambles, hingga yang paling parah atap jebol.

Pantauan Jawa Pos Radar Blitar di lapangan, setidaknya ada tiga ruang kelas yang rusak parah. Yaitu ruang kelas 4, di mana lantainya terkelupas hingga sekitar 1,5 x 1 meter dan ambles berbentuk seperti lubang besar di dalam kelas. Selain itu, dinding ruang tersebut juga retak di beberapa titik, seperti dinding tempat papan tulis, dinding belakang, dan lain-lain.

Demikian juga ruang kelas 5. Selain retak di beberapa bagian dinding, plafon ruang kelas ini juga jebol cukup lebar dan rawan jatuh. Fasilitas-fasilitas sekolah seperti lemari, meja, kursi dan lain-lain rusak cukup parah. Sedangkan ruang kelas kelas 6 paling parah. Bukan hanya dindingnya retak, atap dan plafonnya juga jebol sangat parah. Usuk atap tersebut juga tampak sudah sangat lapuk dan nyaris jatuh. Sehingga, ruang kelas ini sama sekali tidak bisa difungsikan karena sangat membahayakan siswa. Sedangkan dua ruang kelas lainnya, yaitu kelas 4 dan 5, hanya bisa dipakai separo. “Kami berusaha memakai ruangan yang bisa dipakai seadanya,” ungkap Endarwati, salah seorang guru.

Menurut dia, ruang guru juga tak kalah parah. Selain retak di beberapa titik dinding, ruang tersebut juga bocor saat hujan dan pernah menghancurkan data-data sekolah. “Pernah pada saat hujan, buku-buku penting di kantor ini jadi tempe,” ceritanya.

Winarto, guru lainnya mengungkapkan, kerusakan sekolah tersebut sebenarnya sudah mulai sejak dua atau tiga tahun lalu. Namun karena hingga saat ini tidak ada perbaikan, kerusakan tersbut bertambah parah. “Apalagi diperparah dengan pohon tumbang yang menimpa kelas 5 dan 6 sekitar Maret lalu,” ungkapnya.

Dia menyatakan, pihak sekolah sebenarnya sudah melaporkan perihal kerusakan sekolah dengan 72 murid itu kepada UPTD setempat. Namun hingga saat ini belum juga ada tindakan. “Waktunya itu kepala sekolah kami sendiri yang ke UPTD. Bahkan pihak UPTD juga sudah meninjau kesini beberapa waktu lalu,” tegasnya.

Win –sapaan Winarto- menambahkan, karena ruang kelas 6 sudah tidak bisa digunakan, kegiatan belajar mengajar siswa harus dipindahkan ke rumahnya. Dia membawa siswa-siswa kelas 6 yang diajarnya tersebut ke rumahnya yang tak jauh dari sekolah. “Memang dengan kondisi seperti ini, kami harus pandai-pandai menyiasati. Yang kelas 6 saya ajar di rumah, sementara kelas 4 dan 5 menggunakan separo ruang kelas,” tandas dia.

Dia berharap, kondisi sekolahnya segera mendapat perhatian, terutama dari pihak terkait, utamanya dinas pendidikan. Sebab, kondisi saat ini sangat menggangu kenyamanan proses belajar mengajar siswa. Apalagi, saat ini sudah mulai musim penghujan. (c3)





No comments:

Post a Comment