Pages

Sekedar Pembuka

Thursday, July 5, 2007


PREDIKSI YANG “KEBLINGER ”

Akal manusia terbatas, seterbatas pandangan matanya yang kian jauh kian buram memandang. Perkiraan-perkiraan yang didasarkan pada pertimbangan nalar sering kali meleset jauh dari tujuan dan target, walaupun pada dasarnya hasil yang akan dicapai sudah matang diperhitungkan sebelumnya. Apalagi jika pertimbangan itu ternyata belum sepenuhnya matang diperhitungkan, dan harus dieksekusi dalam bentuk kerja nyata dalam waktu yang relatif singkat.
Ramadhan tahun lalu, tiga lembaga ternama di kalangan Masisir; PPMI, WIHDAH, dan BWAKM sepakat untuk membentuk panitia pengadaan kalender yang merupakan representasi dari ketiga lembaga tersebut. Sebuah target yang mulanya diproyeksikan untuk menjadi salah satu sumber pasokan dana. Alih-alih ingin meraih keuntungan dari proyek tersebut, tiga lembaga tersebut malah menuai hasil “buntung”. Di akhir masa kepengurusan setelah LPJ, panitia gabungan itu terpaksa menelan pil pahit kerugian. Tak tanggung-tangung, 75 persen dari jumlah modal semula sekitar LE 11.000!!! Akibatnya, ketiga lembaga ini harus bahu membahu menanggung beban kerugian ini dengan uang yang seharusnya bisa digunakan untuk mensuplai kegiatan-kegiatan keorganisasian Masisir yang lebih bersifat urgen. Bukan malah untuk menutupi kerugian suatu proyek dan program kerja yang sebenarnya sama sekali tidak masuk dalam kategori “kebutuhan primer”. Berbagai prediksi positif dari proyek kalender ini seputar kalkulasi keuntungan terpatahkan oleh kenyataan yang ada sekarang, setelah kalender itu benar-benar tercetak dan terdistribusikan. Dengan kata lain, harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Benar-benar sebuah prediksi yang “keblinger!!! Sebuah kerugian mungkin sudah merupakan resiko dalam berbisinis. Tapi kerugian yang sebesar ini tentunya sama sekali tidak masuk dalam prediksi dan perhitungan orang mana pun, bukan?
Dapat dipahami jika ketiga lembaga tersebut (PPMI, WIHDAH, BWAKM) kemudian sepakat untuk tetap mengeksekusi penerbitan kalender ini walaupun dengan konsep yang belum terlalu matang itu. Setiap organisasi menginginkan masanya dikenang mempunyai nilai lebih dibanding dengan masa dan periode sebelumnya. Ibarat sebuah kerajaan pada dahulu kala, ia ingin memahat bukti kejayaannya dalam sebuah prasasti yang kelak akan terus dikenang sepangjang sejarah, sebagai bukti bahwa ia pernah eksis. Begitulah kira-kira yang diinginkan ketiga lembaga tersebut jika ditinjau dari salah satu target yang direncanakan dari proyek kalender ini; sebagai cindera mata dan kenang-kenangan untuk para tamu Indonesia yang berkunjung ke Mesir. Sayangnya, lagi-lagi perkiraan ini meleset jauh dari sasaran. Berapa jumlah tamu yang datang pada bulan-bulan awal tahun ini? Agaknya ini luput dari prediksi ketiga lembaga tersebut. Apakah memungkinkan apabila kalender ini dijual sebagai cendramata ketika tahun sudah beranjak pada bulan pertengahan seperti sekarang? Jawabannya tentu tidak, kecuali jika anda punya opini lain untuk membagikannya secara cuma-cuma. Dan itu berarti, anda telah mempertaruhkan kerugian besar dari dana yang besar pula. Seperti sekarang ini!!!



1 comment:

  1. ho ho ho. kata keblinger sebenarnya tidak terlalu pantas dengan usaha yang telah mereka lakukan. Betapapun buruknya sebuah hasil, mengungkitnya sebagai dosa tak terampuni sepertinya kurang pas deh.
    gimana kalo keblingernya diganti dengan "Ngaco!"

    ReplyDelete