Pages

Temukan Kembali Jati Diri!!!!

Thursday, August 30, 2007


Kita mungkin tidak merasakan beratnya kerja rodi membangun jalan dan pabrik-pabrik pada masa imperialis Belanda. Kita juga tidak merasakan gatalnya baju yang terbuat dari bahan karung pada masa penjajahan Jepang. Atau juga pembodohan masal pada masa pendudukan Inggris. Kita telah melewati masa-masa berat penjajahan sejak kemerdekaan diproklamasikan 62 tahun silam. Kita kini hanya tinggal menikmati puncak perjuangan generasi lawas yang berupa buah kemerdekaan. Yang diharapkan dari generasi penerus bangsa seperti kita hanyalah memperjuangkan pembangunan bangsa dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), serta membangun citra positif guna mewujudkan Indonesia yang berwibawa di mata dunia.
Menjadi mahasiswa merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi seseorang, jika dibarengi dengan idealisme sebagai mahasiswa sejati. Masisir dengan idealisme awalnya sebagai mahasiswa sejatinya adalah salah satu bagian dari generasi penerus bangsa tersebut. Namun sayang, jati diri Masisir sebagai generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menjadi pelopor pembangunan bangsa dan agama semakin lama semakin mengabur seiring menuanya usia kemerdekaan.
Usia kemerdekaan yang semakin menua itu tidak malah menyadarkan Masisir untuk lebih mendewasakan diri memaknai kemerdekaan dengan kapasitas sebagai kaum akademisi. Tidak banyak yang menyadari kapasitas dirinya sebagai mahasiswa harapan bangsa, kalaupun ada itu hanyalah minoritas. Adapun mayoritas, pribadi-pribadi yang individualis lah yang justru terlihat mencolok. Elo elo, gue, gue!! Kesadaran bersama sebagai salah satu tonggak bangsa yang harus memberikan sumbangsih terhadap kemajuan bangsa masih belum dapat diraih.
Sebagai manusia, boleh saja Masisir menekuni dunia bisnis, boleh saja menggandrungi sepakbola, boleh saja menekuni organisasi, boleh juga menekuni dunia tarik suara, atau hal apapun yang sifatnya kebutuhan sekunder. Yang tidak boleh adalah, jika kebutuhan-kebutuhan seperti di atas lalu dijadikan tujuan, sehingga jati diri sebenarnya sebagai mahasiswa sejati kemudian luntur lalu hilang. Bagaimanapun, mahasiswa tetaplah mahasiswa. Masisir di mata masyarakat di tanah air tetaplah sebagai mahasiswa, bukan pebisnis, bukan pemain bola, bukan pula selebritis. Apakah duta bangsa bernama Masisir ini akan menghadiahi sepak bola bagi masyarakatnya di tanah air? Ataukah Masisir akan lebih bangga untuk menjadi artis kondang jebolan Azhar di tengah-tengah masyarakat yang sedang menantikannya? Sekali lagi, temukan kembali jati diri yang hilang!◙

No comments:

Post a Comment