Image from Google
|
Malangnya, saya sama-sama pernah dikecewakan dengan dua provider yang menjadi langganan saya tersebut. Kasus pencurian pulsa oleh, entah provider atau operator seluler (sekali lagi, saya awam), yang beberapa waktu lalu sempat meledak kembali terjadi. Pertama, pulsa saya dimaling oleh Telkomsel (kelak Telkomsel mengakui dan mengganti pulsa saya). Kejadian ini bermula sekitar bulan Maret lalu. Saat itu, saya mendaftar paket Blacberry Full Service Rp 90 ribu dan berhasil. Anehnya, ketika saya membuka internet (browsing, social media, dan lain-lain) pulsa saya masih juga tersedot untuk data. Padahal paket Full Service saya sudah aktif.
Saya lalu beberapa kali melakukan komplain dengan cara menelepon customer service (CS) Telkomsel. Anehnya, jawaban yang diberikan masing personel CS berbeda. Ada yang meminta saya menonaktifkan fitur-fitur tertentu, ada yang meminta saya mengecek beberapa setting di Blackberry saya, dan lain-lain. Karena tak kunjung mendapat solusi, saya sempat marah. Saya bilang, kalau dalam tiga hari pulsa saya masih tersedot alias dimaling, saya akan blow up masalah ini di media massa. Benar saja, setelah lebih dari tiga hari, pulsa saya masih juga dimaling. Beruntung, belum sempat saya menulis kejadian ini di media, saya sudah dihubungi pihak Telkomsel. Setelah mengecek kebenaran biodata dan laporan saya, Telkomsel akhirnya memberitahukan bahwa pulsa saya akan dikembalikan.
Memang, tak lama setelah itu, pulsa saya dikembalikan. Namun jumlahnya hanya Rp 10 ribu. Padahal, saya merasa pulsa saya yang dimaling dalam periode itu (aktifasi paket full service hingga penggantian pulsa) lebih besar. Tapi taka apa. Saya bisa terima. Setidaknya, saya masih menghargai niat baik provider itu untuk bertanggungjawab terhadap pelanggannya.
Nah, kejadian serupa kembali terjadi. Kali ini terjadi pada kartu Indosat IM3 yang saya gunakan. Sekitar pukul 20.00 kemarin (20/7), saya baru saja mengisi pulsa Rp 10 ribu. Tak ada angin tak ada hujan, setelah saya cek, pulsa saya hanya tersisa Rp 5.600 (pulsa awal saya tak cukup untuk sms, saya lupa nominal persisnya). Padahal, saya baru menggunakannya untuk satu kali sms, itupun ke sesama nomor Indosat. Memang, sebelumnya saya menggunakan internet, tapi memakai koneksi wifi. Bukan paket data. Namun untuk meyakinkan apakah pulsa saya tersedot karena menggunakan data internet atau bukan, saya tetap mengecek data connection di android saya. Ternyata paket data saya off. Tidak aktif. Terus apa yang membuat pulsa saya hilang?
Dari sini saya mulai sadar bahwa saya menjadi korban maling pulsa (lagi). Siapa malingnya? Saya tidak tahu. Yang jelas, saya merasa menjadi pelanggan yang dikecewakan oleh penjualnya sendiri. Yang bisa melacak siapa maling pulsa saya (mungkin juga pelanggan-pelanggan lain namun tidak bersuara) adalah provider itu sendiri dan para pakar telekomunikasi.
Sebagaima orang awam, menanggapi pencurian pulsa ini saya hanya berpikir dengan logika purba seperti ini: kalau setiap pelanggan pernah dimaling pulsanya, taruhlah Rp 1000 saja, dikalikan jumlah pelanggan Telkomsel yang mencapai 125 juta dan Indosat 55,9 pelanggan (data tahun 2013), berapa jumlah uang pelanggan yang digarong? Kalau pulsa yang dimaling lebih dari Rp 1000 seperti saya? Anda tentu bisa menghitungnya sendiri.